Assalamu'alaikum wr.wb.
Ketemu lagi di postingan mendadak (yaiyalah mendadak, wong biasanya jarang posting aq nya kan?) ;P . Kali ini aq akan menceritakan KEJADIAN yang menimpaku 1 minggu belakangan ini. Kita flashback dari hari minggu kemaren. Hari itu SEHARUSNYA menjadi hari libur terakhir bagiku karena besok Seninnya sudah harus masuk sekolah. Tapi ternyata, keadaannya berbalik 360 derajat! Aq harus menetap di rumah, tidak bisa pergi menuntut ilmu (ceile, gaye amat bahasa) ke skolah seperti biasa ke sekolah lantaran sakit. Aq pun tidak lupa mengingatkan ortu untuk membuatkan surat serta menandatanganinya (meski akhirnya aq sendiri yg menulis surat itu dan Papa yg nandatanginya).
Awalnya kukira hanya sakit biasa, demam. Karena gejala awal yg kudapat adalah badan dingin menggigil. Ternyata tidak, penyakit ini ternyata berjuang sampai hari Selasanya aku masih tidak dapat masuk sekolah. Demamnya sangat parah, naik turun, aq menggigil seperti orang dari Kutub Utara bersembunyi di bawah selimut2 tebal. Lalu saat reda, tak lama kemudian aku akan keringatan yg banyak sampai bajuku basah. Aku diobati hanya dengan Paracetamol & Antibiotik, dan ternyata dari hari pertama ke hari kedua tidak ada perubahan, aku makin sakit saja. Akhirnya Selasa malam, Mama mengambil inisiatif untuk membawaku ke Dokter Umum langganan keluargaku : Dr. Johannes Simamarta di jalan Riau, depan Hokki Bowling Center 88. Aq konsultasi di situ ternyata didiagnosa aq mengidap radang tenggorokan. Penyebabnya ya karna selama Lebaran, kerjaku meminum es sebanyak-banyak umat tanpa memerhatikan kesehatan. Jadilah imbasnya amandelku membengkak dan menginfeksi. Aku pun di beri obat oleh dokter itu.
Pulangnya ternyata hidungku ikut berulah, ingusku terus2an keluar. Dan ternyata aq menyisihkannya terlalu kuat dan berdarah. Darah itu bercampur dengan ingusku, jadi mereka kenyal2 gak jelas seperti jelly menyumbat hidungku. Aq jadi susaaah skali bernapas lewat idung. Akhirnya beberapa hari ke depannya aq harus bernapas lewat mulut. Oiya awal2nya aq agak sering muntah, dan waktu itu aq muntaber dan sepertinya muntah yg kukeluarkan agak terlalu kuat sehingga telingaku jadi tersumbat. Semakin parahlah kondisiku ini.
Esoknya aq bersama Mama & Papa mengambil darah di Labor Klinik Prodia dan hasilnya (foto #2) sangat mengejutkan saat diperlihatkan ke Dokter Johannes, beliau mengatakan LED (Laju Endapan Darah) ku sangat tinggi 106mm/jam. normalnya 20 mm/jam. "Ini berarti ada infeksi Paru-paru kronis. Harus di ronsen dulu ya biar jelas." Demi Allah, saat mendengarnya aq shock.
Akhirnya malamnya aq langsung ke Labor Klinik Thamrin (gak ke Prodia karna ini rujukan Dokter), aq di ambil darahnya lagi (bayangkan 2 x ambil darah dalam 1 hari) dan dironsen dengan sinar X. Esok sore hasilnya diterima dan malamnya aq ke dokter lagi. Dari sana terkuak bahwa ALHAMDULILLAH aku baik-baik saja. Hasil periksa darahnya juga normal. Hasil Ronsen paru-paru juga mengindikasikan normal. Tapi kata dokter, aq harus hati-hati, karna aq ada kuman di bronkus. Disarankan utk tidak makan gorengan & minum es. Foto #1, #3 & #4 adalah dokumentasinya.
Lalu esok harinya, karena sumbatan di hidung dan telingaku tidak berhenti juga, Mama mengajakku ke Dokter THT di RS. Tabrani. Sebenarnya waktu itu sudah pernah dijelaskan ama Dokter Johannes bahwa wajar telinga nya tersumbat untuk menstabilkan 3 saluran telinga-hidung-tenggorokan karena aq sedang pilek berat. Tapi Mama berkeras untuk memeriksakannya. Akhirnya kami berkonsultasi dengan dokter spesialis itu, beliau memeriksa hidungku yg berdarah. Dan hanya berkata, "Suka minum es ya?" "He-ehm," jawabku sekenanya. Ya ujung pembicaraan itu, aku disarankan untuk berhenti minum es dulu dan beliau menanyakan sudah minum obat apa. Akhirnya aq diberikan resep obat baru dan menebusnya di apotik.
ALHAMDULILLAH sekarang aq sudah sembuh. Ternyata memang kesehatan itu MAHAL sekali harganya..! Subhanallah.